SEMESTER I

Kamis, 19 Maret 2015

IMAN (INISIASI 1)

INISIASI 1


Iman merupakan asas yang menentukan ragam kepribadian manusia. Selama ini orang memahami bahwa iman artinya kepercayaan atau sikap batin, yaitu mempercayai adanya Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Akhir (kiamat), Takdir baik dan buruk. Pengertian tersebut jika digandengkan dengan hadits Nabi yaitu aqdun bil qalbi wa ikraarun bil lisaani wa amalun bil arkani maka pengertiannya akan lebih operasional. Jika didefinisikan bahwa iman adalah kepribadian yang mencerminkan suatu keterpaduan antara kalbu, ucapan dan perilaku menurut ketentuan Allah, yang disampaikan oleh Malaikat kepada Nabi Muhammad. Ketentuan Allah tersebut dibukukan dalam bentuk Kitab yaitu kumpulan wahyu, yang dikonkretkan dalam Al-qur'an guna mencapai tujuan yang hakiki yaitu bahagia dalam hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Isi kitab tersebut adalah ketentuan tentang nilai-nilai kehidupan yang baik dan yang buruk berdasarkan parameter dari Allah.

Ada tiga aspek iman yaitu pengetahuan, kemauan dan kemampuan. Orang yang beriman kepada Allah adalah yang memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk hidup dengan ajaran Al-quran seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah. Oleh karena itu, prasyarat untuk mencapai iman adalah memahami kandungan Al-qur'an. Dengan demikian strategi untuk menumbuhkembangkan keimanan kepada Allah adalah menumbuhkembangkan kegiatan, belajar dan mengajar Al-quran secara akademik. Tujuan belajar dan mengajar adalah bukan sekedar mampu membunyikan hurufnya, melainkan sampai memahami makna yang terkandung di dalamnya.

Kuat lemahnya iman seseorang sangat tergantung pada penguasaannya terhadap Al-qur'an. Kekeliruan dan kedangkalan dalam memahami makna Al-qur'an merupakan faktor yang membuat dangkal atau keliru dalam beriman. Untuk itu belajar dan mengajar Al-qur'an harus dilakukan secara terjadwal dan berkelanjutan. Belajar Al-qur'an tidak hanya di waktu kecil, namun harus berkelanjutan sampai ajal tiba.
Konsep tentang Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut pemikiran manusia, berbeda dengan konsep Ketuhanan Yang Maha Esa menurut ajaran Islam. Konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia baik deisme, panteisme, maupun eklektisme, tidak memberikan tempat bagi ajaran Allah dalam kehidupan, dalam arti ajaran Allah tidak fungsional. Paham panteisme meyakini Tuhan berperan, namun yang berperan adalah Zat-Nya, bukan ajaran-Nya. Sedangkan konsep ketuhanan dalam Islam justru intinya adalah konsep ketuhanan secara fungsional. Maksudnya, fokus dari konsep ketuhanan dalam Islam adalah bagaimana memerankan ajaran Allah dalam memanfaatkan ciptaan-Nya.

Segala yang ada di alam semesta ini diciptakan oleh Yang Maha Pencipta (Khalik). Manusia yang diberi akal, ketika memperhatikan gejala dan fenomena alam akan mengambil kesimpulan bahwa alam yang menakjubkan ini tentulah diciptakan oleh Yang Maha Agung. Akal yang logis juga memahami bahwa yang dicipta tidak sama dengan Pencipta.
Makhluk, kecuali ada yang nyata dapat  diketahui  dengan pancaindra, ada pula yang immateri dan tidak dapat dijangkau oleh indera manusia. Keyakinan akan adanya makhluk ghaib itu, akan dapat menyampaikan kepada keimanan, juga terhadap Yang  Maha Ghaib, yaitu Khalik Pencipta alam semesta ini.
Last modified: Monday, 3 March 2014, 10:54 AM
  
DISKUSI
by Manager Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan - Friday, 27 February 2015, 8:52 AM

1. Jelaskan pengertian tentang Tuhan?
2. Jelaskan pengertian tentang Ketuhanan Yang maha Esa?

Re: DISKUSI
by me 021617803 - Tuesday, 3 March 2015, 12:12 AM

1. Pengertian Tuhan sangatlah luas, dan tidak ada kesepakatan dalam dalam hal tersebut, karena terdapat bermacam - macam pandangan atau konsep mengenai Tuhan. Tetapi secara islam, Tuhan atau Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah :
- Dzat yang ada tetapi tidak diadakan atau diciptakan, tidak dilahirkan maupun melahirkan, tidak tampak tapi bisa dirasakan.
- Dia hidup tetapi tidak dihidupkan dan Dia kekal.
- Dia adalah pencipta yang mempunyai kuasa mutlak terhadap ciptaannya dan mengatur serta menentukan segalanya.
- Dia tidak membutuhkan apapun dari ciptaannya, dan justru sebaliknya, dan Dia maha pengasih serta maha penyayang.
- Tidak ada sekutu baginya serta tidak ada yang setara dengan Dia.

2. Pengertian Ketuhanan yang Maha Esa berarti pengertian mengenai hal - hal yang berhubungan dengan sifat - sifat Tuhan seperti yang disebutkan di atas yang bersifat Esa / tunggal. Tergantung masing - masing agama dalam mengimaninya. Tetapi dalam islam sangatlah jelas mengenai keesaan Allah dan tercantum dalam Alquran surat Al Ikhlas.